Pada mulanya berdiri nurul ikhwan ini hanya untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan anak warga konsesi. Karena masih banyak warga
yang tinggal disini ini anak – anak mereka tidak sekolah karena keterbatasan
biaya. Maka berniatlah ustad M. Fikri Al-Azhari atau ynag sering di kenal dengan
sebutan usfik merencanakan membangun sekolah pendidikan agama dengan donasi
dari masyarakat dan warga konsesi.
Dan para pengajarnya pun dari warga konsesi juga orang
yang mau membangun tanah kelahirannya untuk sedikit lebih maju di bandingkan
dengan dusun – dusun lain. Tak sedikit cemohan dari orang -orang dan bahkan
masyarakat konsesi itu sendiri. Tahun pertama kita buka murid yang mendaftar
mungkin hanya beberapa orang dan ketika mereka tidak masuk testing di sekolah
lain barulah mereka mendaftar ke nurul ikhwan ketika itu jumlah nya hanya 26
siswa.
Ujian kedua pun mulai muncul anggara biaya gaji guru
dikutipan dari swadaya masyarakat, mulai banyak komplen. Mereka mengeluhkan
“mengapa sekolah masih baru yang mengajar itu banyak jadi banyak lah untuk
menggaji nya”. Itulah masyarakat yang tidak mengecam pendidikan yang tidak tahu
bagaimana semstinya. Mereka piker masih seperti mereka dulu masih berada di SD
yang guru nya itu hanya satu dalam setiap kelas.
Mendirikan suatu lembaga pendidikan yang berbasis agama
di dusun yang kecil itu sangat tidak lah mudah. Tetapi tahap demi tahap telah
kami lewati bersama walaupun pernah para dewan guru tidak gajian selama 6 bulan
lamanya kami tetap semangat untuk membangun tanah kelahiran kita dan menjadikan
anak didik disini cerdas dan berakhlak mulia. Karena pada hakikinya ilmu yang
bermanfat itu jika kita bisa membagi kepada orang lain. Pada dasarnya orang
bisa di katakana sukses itu jika mereka yang mampu membangun tanah kelahiranya
menjadi yang terbaik, bukan sukses di tanah orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar